Advertisement
Menteri Teten Sebut Pengangguran Semakin Tinggi Jika UMKM Tak Dilindungi
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki. - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menyebut angka pengangguran akan semakin tinggi jika usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak diberikan perlindungan. Penyataan itu disampaikan merespons potensi masuknya investasi aplikasi lokapasar asing yang membawa langsung produk mereka masuk ke Indonesia.
Teten mengatakan platform digital komersial saat ini terus mengalami perkembangan. Salah satu yang diantisipasi terkait potensi masuknya platform asing yang membawa produk afiliasinya secara langsung ke Indonesia. Kondisi ini jika terjadi akan sangat membahayakan UMKM.
Advertisement
"Karena UMKM pasti tidak bisa bersaing, selain itu banyak pekerjaan yang akan tergerus. Tetapi ini kebijakan investasi dan wajar semua negara melindungi kepentingan ekonomi terutama UMKM," katanya kepada wartawan usai Seminar Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Aisyiyah di Kampus UAD, Selasa (10/9/2024).
BACA JUGA : Kembangkan Koperasi & UKM DIY, Gusti Putri Peroleh Penghargaan
Ia sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Investasi, Kemenkominfo dan Kementerian Perdagangan dalam merespons masuknya lokapasar asing ini. Tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan kepada UMKM. Karena masuknya produk dari luar negeri lewat platform lokapasar jelas berpotensi menjadikan produk UMKM tidak laku karena kalah bersaing harga.
"Karena produk dari luar itu sangat murah dengan platform baru yang memang bisa dari pabrikan langsung Padahal saat ini lapangan kerja yang disediakan UMKM itu nyaris 97 persen. Coba bayangkan kalaum UMKM kalah bersaing, ketika negara tidak melindungi. Pengangguran akan semakin tinggi, kalau ini terjadi kita gagal menjadi negara maju di 2030," ucapnya.
Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PP Aisyiyah Utik Bidayati menambahkan dalam seminar itu juga dilakukan penandatangan kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan perlindungan terhadap UMKM. Pemerintah Indonesia telah memainkan peran penting dengan menyediakan program dukungan dan insentif untuk memperkuat UMKM.
Akan tetapi peran UMKM tersebut belum cukup memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat yang lebih tinggi. Hal ini mengingat UMKM masih didominasi oleh usaha mikro bahakan ultra mikro yang beroperasi secara informal dengan produktivitas usaha yang rendah.
BACA JUGA : Diresmikan September, Tarif Tol Jogja-Solo Ruas Kartasura-Klaten Dibanderol Rp40.000
"Partisipasi dan kontribusi UMKM pada pasar yang lebih luas, seperti ekspor, juga masih rendah. Kondisi ini menimbulkan kebutuhan untuk memetakan faktor yang mempengaruhi kesenjangan produktivitas UMKM dan kontribusinya pada pasar karena rendahnya tingkat daya saing UMKM di Indonesia. Kemampuan ekspor UMKM masih terbatas, hanya 15,65 persen dari total ekspor," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
Advertisement
Geopark Jogja Gencarkan Edukasi Pelajar Lewat Riset Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- ASEAN Desak Gencatan Senjata Diperluas di Myanmar
- Jadwal KA Prameks Minggu 14 Desember 2025
- Dispar Bantul Wajibkan Tarif Jelas Selama Libur Nataru
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Desember 2025, Cek di Sini
- Harga Emas Pegadaian Terbaru: UBS Turun Tipis, Galeri24 Masih Stabil
- BMKG Peringatkan Hujan Petir di Sejumlah Kota Minggu Ini
- Tarif Hotel Nataru Melonjak, Pemda DIY Serahkan ke Mekanisme Pasar
Advertisement
Advertisement




